Imunisasi Tambahan untuk Ibu Hamil – Kehamilan adalah masa yang sangat penting dalam kehidupan seorang perempuan, di mana segala hal yang dikonsumsi, dilakukan, dan bahkan disuntikkan akan berpengaruh besar pada kesehatan dirinya dan janin yang dikandung. Salah satu langkah preventif terbaik untuk menjaga kehamilan tetap sehat adalah pemberian imunisasi tambahan pada ibu hamil. Imunisasi ini berfungsi untuk memberikan perlindungan terhadap infeksi tertentu yang berpotensi membahayakan kesehatan ibu maupun janin. Meski sebagian besar imunisasi sudah diberikan sejak kecil, namun ada jenis imunisasi khusus atau penguat yang direkomendasikan selama masa kehamilan.
Imunisasi Tambahan untuk Ibu Hamil

Kenapa Ibu Hamil Perlu Imunisasi Tambahan?
Selama kehamilan, sistem kekebalan tubuh ibu mengalami perubahan agar tidak menyerang janin sebagai “zat asing.” Namun, hal ini membuat ibu hamil lebih rentan terhadap infeksi. Beberapa virus dan bakteri yang mungkin tampak ringan bagi orang dewasa justru bisa berakibat fatal pada janin, menyebabkan keguguran, cacat lahir, atau kelahiran prematur.
Imunisasi tidak hanya melindungi ibu, tapi juga memberikan antibodi pasif kepada bayi, memberi perlindungan di awal kehidupan saat sistem imun bayi belum sempurna.
Jenis Imunisasi Tambahan yang Disarankan untuk Ibu Hamil
Berikut beberapa jenis vaksin atau imunisasi tambahan yang direkomendasikan selama kehamilan, terutama berdasarkan anjuran WHO dan Kementerian Kesehatan Indonesia:
1. TT (Tetanus Toxoid)
✅ Wajib
Vaksin TT melindungi ibu dan bayi dari tetanus neonatorum—infeksi serius pada bayi baru lahir yang bisa terjadi jika proses persalinan tidak steril.
Jadwal:
-
TT1: Segera setelah diketahui hamil.
-
TT2: 4 minggu setelah TT1.
-
Tambahan TT3, TT4, dan TT5 diberikan untuk kekebalan jangka panjang di kehamilan berikutnya.
Manfaat:
-
Mencegah tetanus saat persalinan.
-
Melindungi bayi baru lahir dari infeksi luka pusar.
2. Influenza (Vaksin Flu)
✅ Disarankan
Virus flu bisa menyebabkan komplikasi berat pada ibu hamil seperti pneumonia atau kelahiran prematur.
Jadwal:
-
Diberikan satu kali selama musim flu (idealnya di trimester kedua atau ketiga).
Manfaat:
-
Mengurangi risiko rawat inap akibat flu.
-
Memberi antibodi pada janin untuk perlindungan setelah lahir.
3. Tdap (Tetanus, Diphtheria, Pertussis)
✅ Sangat dianjurkan
Vaksin ini melindungi bayi dari batuk rejan (pertusis) yang bisa sangat berbahaya dan fatal pada usia di bawah 2 bulan.
Jadwal:
-
Diberikan satu kali pada usia kehamilan 27–36 minggu.
Manfaat:
-
Mencegah batuk rejan pada bayi baru lahir.
-
Ibu lebih kebal terhadap difteri dan tetanus.
4. Hepatitis B
✅ Berdasarkan status kekebalan ibu
Jika ibu belum pernah mendapat vaksin hepatitis B sebelumnya atau tidak memiliki kekebalan, vaksin ini sangat penting karena hepatitis B bisa ditularkan ke janin.
Jadwal:
-
Tiga dosis: 0, 1 bulan, dan 6 bulan.
Manfaat:
-
Mencegah penularan hepatitis B vertikal (dari ibu ke bayi).
-
Perlindungan jangka panjang terhadap kerusakan hati.
Imunisasi yang Perlu Dihindari Selama Kehamilan
Beberapa vaksin hidup aktif tidak disarankan selama kehamilan karena dapat berisiko bagi janin, di antaranya:
-
Vaksin MMR (campak, gondongan, rubella)
-
Vaksin Varisela (cacar air)
-
Vaksin HPV
-
Vaksin oral polio dan vaksin tifoid hidup
Vaksin-vaksin ini idealnya diberikan sebelum hamil atau ditunda hingga setelah melahirkan, tergantung kondisi medis.
Efek Samping dan Keamanan Imunisasi
Sebagian besar vaksin yang direkomendasikan untuk ibu hamil telah diuji dan terbukti aman. Efek samping yang mungkin muncul umumnya ringan, seperti:
-
Nyeri di area suntikan
-
Demam ringan
-
Kelelahan sesaat
Konsultasikan dengan dokter atau bidan terlebih dahulu sebelum mendapatkan vaksin, terutama jika ibu memiliki riwayat alergi, penyakit kronis, atau kondisi medis khusus.
Tips agar Imunisasi Selama Kehamilan Optimal
-
Catat jadwal kehamilan dan vaksin. Gunakan buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) untuk dokumentasi.
-
Lakukan di fasilitas kesehatan resmi. Pastikan vaksin disimpan dan disuntikkan sesuai standar.
-
Konsultasi rutin. Periksa kehamilan minimal 4 kali selama masa kehamilan dan diskusikan jadwal imunisasi dengan dokter kandungan.
-
Hindari vaksin tanpa anjuran medis. Jangan tergoda promosi vaksin tanpa tahu manfaat atau keamanannya.
Penutup
Imunisasi tambahan untuk ibu hamil adalah bentuk perlindungan ganda — tidak hanya menjaga kesehatan ibu, tetapi juga memberikan bekal imun kepada janin agar tetap sehat hingga lahir. Dengan pemahaman yang tepat dan konsultasi medis yang rutin, ibu hamil bisa menjalani kehamilan dengan lebih aman dan tenang.
Kesehatan ibu adalah fondasi kesehatan anak. Maka dari itu, jangan anggap sepele imunisasi selama kehamilan. Mencegah lebih baik daripada mengobati — dan dalam hal ini, melindungi dua jiwa sekaligus adalah sebuah keputusan bijak.