Mitos dan Fakta soal Vaksin HPV – Vaksin HPV atau Human Papillomavirus adalah salah satu terobosan penting dalam dunia kesehatan, terutama dalam upaya pencegahan kanker serviks. Sayangnya, masih banyak mitos yang beredar di masyarakat mengenai vaksin ini, mulai dari efek samping berlebihan hingga keyakinan bahwa vaksin hanya diperlukan oleh perempuan saja. Padahal, informasi yang salah bisa berdampak besar terhadap keputusan seseorang untuk mendapatkan perlindungan yang seharusnya sangat penting. Artikel ini akan membahas berbagai Mitos dan Fakta soal Vaksin HPV.
Mitos dan Fakta soal Vaksin HPV

Apa Itu HPV dan Mengapa Vaksinnya Penting?
HPV (Human Papillomavirus) adalah kelompok virus yang terdiri dari lebih dari 100 jenis. Sebagian besar infeksi HPV tidak berbahaya dan dapat sembuh sendiri, tetapi beberapa jenis HPV berisiko tinggi bisa menyebabkan kanker, terutama kanker serviks, anus, penis, dan tenggorokan.
Vaksin HPV dirancang untuk melindungi tubuh dari jenis-jenis HPV yang paling berisiko menyebabkan kanker. Vaksin ini paling efektif jika diberikan sebelum seseorang terpapar virus, yaitu pada usia remaja.
Mitos #1: Vaksin HPV hanya untuk perempuan
Fakta: Vaksin HPV direkomendasikan untuk laki-laki dan perempuan.
Awalnya, vaksin HPV memang difokuskan pada perempuan karena kaitannya yang kuat dengan kanker serviks. Namun kini, diketahui bahwa virus HPV juga dapat menyebabkan kanker anus, penis, dan tenggorokan pada laki-laki. Oleh karena itu, vaksinasi pada remaja laki-laki sama pentingnya untuk melindungi kesehatan mereka dan menghentikan penyebaran virus.
Mitos #2: Vaksin HPV bisa menyebabkan infertilitas
Fakta: Tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa vaksin HPV menyebabkan infertilitas.
Isu tentang vaksin HPV yang menyebabkan gangguan kesuburan adalah hoaks yang telah dibantah oleh berbagai lembaga kesehatan dunia, termasuk WHO dan CDC. Justru, vaksin ini melindungi sistem reproduksi, khususnya perempuan, dari kanker serviks yang dapat memengaruhi kesuburan.
Mitos #3: Saya tidak aktif secara seksual, jadi tidak perlu vaksin HPV
Fakta: Vaksin HPV paling efektif diberikan sebelum seseorang aktif secara seksual.
HPV menyebar melalui kontak seksual, sehingga vaksin sebaiknya diberikan sebelum ada kemungkinan terpapar virus. Itulah sebabnya vaksin ini dianjurkan untuk anak-anak usia 9–14 tahun. Meski begitu, orang dewasa muda hingga usia 26 tahun juga masih bisa mendapatkan manfaat dari vaksin ini.
Mitos #4: Vaksin HPV hanya diperlukan satu kali
Fakta: Vaksin HPV diberikan dalam beberapa dosis, tergantung usia saat pertama kali disuntik.
Untuk anak usia 9–14 tahun, biasanya diberikan dua dosis dengan jarak 6–12 bulan. Untuk usia 15 tahun ke atas atau mereka yang memiliki sistem imun lemah, disarankan tiga dosis. Dosis lengkap diperlukan untuk memberikan perlindungan maksimal terhadap infeksi HPV.
Mitos #5: Vaksin HPV bisa menyebabkan efek samping berbahaya
Fakta: Seperti vaksin lain, vaksin HPV bisa menimbulkan efek samping ringan, bukan berbahaya.
Efek samping yang umum antara lain nyeri di tempat suntikan, demam ringan, atau pusing. Efek ini bersifat sementara dan sangat jarang menimbulkan masalah serius. Menurut WHO dan CDC, vaksin HPV adalah salah satu vaksin yang paling aman dan sudah digunakan di lebih dari 100 negara dengan hasil yang baik.
Mitos #6: Vaksin HPV tidak efektif karena saya masih bisa terkena HPV
Fakta: Vaksin HPV tidak melindungi dari semua jenis HPV, tapi efektif terhadap jenis yang paling berisiko tinggi.
Benar, vaksin HPV tidak mencakup 100% dari semua jenis virus, tapi jenis yang dilindungi adalah yang paling sering menyebabkan kanker serviks dan jenis kanker lain. Jadi meski bukan perlindungan total, vaksin tetap mengurangi risiko kanker secara signifikan.
Mitos #7: Sudah menikah atau pernah terpapar HPV, jadi percuma vaksin
Fakta: Vaksin tetap bisa memberikan perlindungan parsial meski seseorang pernah terpapar.
Meskipun paling efektif jika diberikan sebelum paparan pertama, vaksin HPV masih berguna bagi orang dewasa muda karena kemungkinan belum terpapar semua jenis HPV. Oleh karena itu, dokter masih merekomendasikan vaksinasi untuk usia hingga 26 tahun, dan dalam beberapa kasus tertentu bahkan hingga usia 45 tahun.
Manfaat Jangka Panjang dari Vaksin HPV
-
Mencegah lebih dari 90% kasus kanker serviks jika diberikan sebelum paparan HPV.
-
Mengurangi kasus kutil kelamin yang juga disebabkan oleh jenis HPV tertentu.
-
Mencegah kanker lain seperti kanker mulut, tenggorokan, dan anus.
-
Menurunkan angka kematian akibat kanker yang dapat dicegah.
Siapa yang Sebaiknya Mendapatkan Vaksin HPV?
-
Anak perempuan dan laki-laki usia 9–14 tahun (paling ideal).
-
Remaja dan dewasa muda usia 15–26 tahun (masih dianjurkan).
-
Dewasa hingga usia 45 tahun (dapat dipertimbangkan berdasarkan kondisi medis).
Kesimpulan
Vaksin HPV adalah salah satu langkah preventif paling kuat dalam melindungi diri dari berbagai jenis kanker yang disebabkan oleh virus HPV. Sayangnya, banyak mitos dan informasi keliru yang membuat sebagian orang ragu untuk melakukan vaksinasi. Penting untuk mencari informasi dari sumber yang terpercaya dan berdiskusi dengan tenaga medis untuk mengambil keputusan terbaik.
Jangan sampai tertipu mitos. Lindungi diri dan orang yang kamu sayangi dengan langkah pencegahan yang efektif, aman, dan terbukti secara ilmiah. Vaksin HPV bukan hanya untuk perempuan, bukan juga hanya untuk yang sudah aktif seksual—ini adalah investasi jangka panjang untuk kesehatan semua orang.